Thursday, January 3, 2013

Running Away ....





Coklat setengah dingin itu masih tersisa cukup banyak. Padahal jarum panjang di jam yang melekat di pergelangan tangan mungilnya sudah bergerak hampir satu putaran penuh... Novel setebal lebih dari 300 halaman yang dari tadi menemaninya pun baru berpindah beberapa lembar saja.

Sementara itu, pasangan berambut pirang yang duduk tidak jauh dari tempatnya, saling bersandaran dan terlelap dengan sempurna. Wajah-wajah mereka menyiratkan kelelahan, sama seperti puluhan orang yang dengan santainya membaringkan badan mereka di lobi terminal bandara. Kebanyakan mata mereka terpejam, tanpa peduli dinginnya lantai terminal bandara yang cukup menusuk sampai ke tulang.

Pukul satu dini hari, baru 1 jam sejak lonceng pergantian tahun berbunyi. Sementara di tengah kota sana, kebanyakan orang mungkin masih berpesta, menyalakan kembang api yang masih tersisa atau sibuk meniup terompet yang menandakan betapa perasaan suka cita timbul karena pertambahan satu angka di tahun kalender mereka. Di sini, yang ia dapati hanya lah puluhan sosok yang terlelap tanpa peduli betapa hari telah berganti. Ia tersenyum sinis, mendapati bahwa dirinya juga bagian dari mereka. Pergantian hari, bulan bahkan tahun bahkan sudah tidak berarti apa-apa. Terutama sejak .... ah sudahlah. Batinnya menolak untuk mengingat.

Gadis itu mendesah berat ... Badannya sebenarnya sudah sangat lelah, otaknya pun sedang tidak bisa diajak berpikir. Namun matanya seolah menolak terpejam. Badannya berulang kali bergerak mencari posisi yang bisa membuatnya nyaman. Tapi apakah kenyamanan itu benar-benar dapat ia rasakan ? Setelah semua beban seakan mendarat sempurna di pundak rapuhnya.

Pandangannya tertuju pada monitor yang tak jauh dari tempatnya menyandarkan badan. Masih 6 jam lagi menuju penerbangan berikutnya. Sementara ingatannya masih menari liar ke seberang lautan, ke tempat yang baru beberapa jam yang lalu ditinggalkannya.

"I just can't be with you ... "
"Tapi kenapa ? Give me one reason"
"You'll be better without me"

D*mn ... Lagi-lagi ia mengutuki dirinya siendiri. Kenapa setiap ingatan yang singgah di otaknya selalu mengarah ke sana. Semakin ia berusaha keras melupakannya, semakin semuanya menancap dalam pikirannya.

Sekali lagi gadis itu mencoba memejamkan matanya. Memaksakan diri untuk terlelap. Terus mencoba melupakan rasa kecewa yang mendera. Ia tahu akan sangat sulit ... tapi ia harus terus mencoba .... mungkin tidak hari ini, tapi ia yakin suatu saat nanti ....






-----

Pic taken from here and here

3 comments:

T @ R I said...

Hati tak bisa dipaksa berlogika
Eeeeaaaa.....

aku said...

kayaknya ini cerita yg dekat yaa.... eaaaaa....

Dya said...

>T@RI
eaaaa ....

>aku
wuidihhhh, kecolek euy :P

Post a Comment

 
;