"Kamu percaya pada cinta pada pandangan pertama?"
Aku mendelik. Sedari tadi sebenarnya aku sudah menyadari kau sedang dalam mood yang sangat baik pagi ini. Berlari-lari kecil menghampiriku dengan senyum terkembang sempurna. Tapi pertanyaan tentang cinta sepagi ini ? C'mon ....
"Kalau yang ketemunya Leonardo ama Kate Winslet siy percaya"
"Woiii ... Seriusan !!" Jawaban asal-asalanku berbuah bumerang. Kau spontan menaikkan volume suaramu sambil mendekatkan mukamu ke arahku . Membuatku terlonjak kaget. Aku melotot dan kau memasang tampang
pura-pura kesal ...
Oops, ada yang serius rupanya, aku membatin.
"Ouh well .... Of course not" Jawabku santai
"Why not?" Kamu terus mencecarku ...
Tunggu .. tunggu ... ada apa ini ?
"Heh ? Is it a real question?" Aku melihatmu mengangguk mulai tak sabar
"Don't tell me that you believe in that kind of love. C'moon ..."
"Why not?" Kali ini pertanyaan yang sama berulang. Bedanya, itu keluar dari mulutmu
"He ? Are you serious ?" Aku kembali menampakkan keterkejutanku ... Hellow, love at the first sight ? Jaman sekarang ???
"1000 persen" Jawabmu mantap
"But .. why?" Aku rasa mukaku masih menyiratkan keheranan ketika pertanyaan berikutnya keluar dari mulutku
"No, girl .. You should answer me first. Aku nanya duluan. So, why are you against it?" Kau terus mendesak ... Ok, it looks so serious now
"Ouh well ... I'm not against it. Just dont believe in it ...." Kalimatku masih menggantung dan kau mulai tak sabar menunggu penjelasanku.
"Mmm ... for me it's so simple. How come you fall for someone u even dont know. Cuma ngeliat wajah langsung jatuh cinta ? It's non sense ..." Lanjutku
"it's possible, you know" Potongmu ...
"Kalo suka sih mungkin aja .. Tapi cinta ? It takes time to call it love. You need to know somebody very well to decide to love her or not. Bagaimana mungkin kamu bisa jatuh cinta kalau kamu bahkan tidak tau bagaimana sifatnya ? Kekurangannya bisa diterima atau ga ... Kebiasaan-kebiasaanya ... " Kali ini aku berargumen panjang kali lebar.
"But, to know people that well, you need to become friend first ... Love grows from friendship ? I dont think it works for me" Kau memotongku untuk kesekian kalinya.
"Why not?" Pertanyaan yang sama muncul ketiga kalinya pagi ini.
"Yeah ... Kalau kamu sudah kelamaan bergaul dengan seseorang, kamu akan sangat terbiasa dengan kehadirannya. Let's say you'll get comfortable to each other. But, that's it ... not more than that. Hanya kenyamanan. Bukan special feeling called love. Ga akan ada perasaan kangen kalo ga ketemu. Perasan berbunga-bunga pas ngeliat senyumnya. With friend, everything will be so flat ... No special feeling will be there ..."
"How can you be so sure about that?"
"Ok, let me take an example ... Between me and you .... We've been friends for more than 10 years ... Spending so much time together. Kamu sudah tau baik buruknya aku, dan bahkan aku sudah familiar dengan tampang kusutmu pas bangun tidur .... There's no way special feeling will come between us, rite ?" Jelasmu panjang lebar ...
Aku tertegun ... Sekilas kulihat wajahmu yang terlihat begitu yakin dengan pendapatmu barusan ... Aku kehilangan kata-kata untuk melanjutkan perdebatan pagi kita ...
"Wooi .. kok diam ? How do you think ? Do you agree with me now ?" Ternyata kau belum mau menutup bahasan ini
Tanpa kusadari aku menggeleng dan itu membuatmu makin tak sabaran
"Ok, now convince me ... simply give me an example love that grows from friendship"
Aku kembali terdiam ... Aku punya jawabannya, hanya tidak tau bagaimana mengungkapnya
I have solid example anyway, that's love grows in me for you ....
Melbourne, 02 Sept 2015
Pic taken from here