Sunday, May 16, 2010 0 comments

Maaf, Jika aku berpaling



Dulu, Aku begitu sangat menyukaimu, hujan. Suaramu yang begitu keras, Mampu meredam teriakan kekecewaan yang sering kulontarkan. Begitu pun airmu yang jernih. Sanggup menyamarkan air mata yang tak sanggup lagi kutahan.


Kau ingat, kan ? Ketika dunia menolak mendengar jeritanku, dan mereka memilih mengabaikan tangisku. Setiamu lah ... hujan. Yang pada akhirnya menenangkanku ...


Tapi maafkan aku ....

Bukan karena kau tak mampu lagi menjawab gelisahku, ataupun karena kegagalanmu menyejukkan hatiku. Sungguh ... bukan itu, hujan. Kau tidak berubah. Kau masih sama setianya seperti sejak aku mengenalmu dan kau menawarkan segala obat luka itu. Jadi, ini sama sekali bukan karena engkau ...

Ini semua murni karena aku, Karena ketidaksetiaan ku, Karena aku yang berpaling ...


Kuakui, hujan. Selama ini, hanya dirimu yang kuanggap mengerti aku. Dan padamulah kusampaikan segala galau hatiku. Dan ketika engkau pergi, aku kembali memilih masuk ke peraduanku, mengunci diriku rapat untuk kemudian menanti kehadiranmu lagi.


Tapi sore itu berbeda. Aku yang begitu menikmati pertemuan kita, terlalu terlarut dalam tarianmu. Bahkan tak kusadari, ketika kau beranjak pergi. Ketika aku mulai menyadari kau sudah tak di sana dan pandanganku kuedarkan untuk mencari sosokmu, aku tiba-tiba melihatnya.


Ia begitu indah, juga menenangkan, sama sepertimu. Senyumannya yang begitu tulus, menyapaku yang masih diliputi kebingungan melihat dirinya.


Sungguh, aku tak mengerti perasaan ini hujan. Tiba-tiba saja aku merasakan ketenangan yang sama ketika melihatmu. Kucoba berteriak dan menangis seperti biasanya aku mencari kelegaan. Tapi yang ada suaraku seakan menolak untuk keluar, begitupun air mata yang seakan berhenti untuk mengalir. Namun, tetap saja kelegaan itu muncul dan bersemi di hatiku. Malahan sekarang ada rasa baru yang bermunculan. Secercah pengharapan muncul di hatiku. Sesuatu yang benar-benar baru dan terasa begitu nyaman bagiku ...


Dan sekarang, walaupun aku pastikan akan selalu mencintaimu, tapi kumohon izinkan aku berpaling ....




Sekali lagi maafkan aku hujan, maafkan jika kali ini aku berpaling pada PELANGI .......

Thursday, May 13, 2010 0 comments

Bukan Tentang Melupakan



Ini bukan tentang melupakan
Bahwa kita pernah jatuh
Atau lebih parah terperosok ke suatu lubang yang dalam

Ini juga bukan tentang melupakan
bagaimana rasa sakit itu datang

ketika hati ini teriris karena duka yang ia tinggalkan


ini bukan tentang melupakan
bahwa kita pernah dibawa melihat keindahan di pinggir tebing
kemudian didorong masuk jurang ke bawahnya

Sekali lagi
Ini bukan tentang melupakan
Hanya tentang melangkah keluar
Meninggalkan semua cerita itu di dalam
dan mengunci ruangan itu rapat-rapat






--------------------

Gerlong, Jan 20th 2010



 
;