Thursday, July 7, 2011 0 comments

Congratulations .....



Dan pada akhirnya, memang akan kuhadapi saat ini. Di mana semua pertanyaan terjawab dan penantian itu berakhir. Bukan happily ever after seperti layaknya putri cantik di dongeng-dongeng masa kecil. Bukan pula akhir indah seperti sinetron-sinetron picisan yang berlalu lalang di televisi. Sama sekali bukan ...

Aku sudah tidak punya stok air mata untuk menangisi akhir yang jauh dari mimpiku. Aku pun tak punya lagi simpanan impian yang rajin kukhayalkan untuk merancang kemana cerita indah kan mengarah.

Aku sudah lebih dari siap untuk menghadapi semua ini. Toh dari awal, akhir ini lah yang memang paling masuk akal. Dan pada akhirnya, ini hanya sebentuk penegasan.

Selamat ... satu-satunya kata yang mungkin dapat kuucapkan dari jauh. Maaf karena tak sanggup kusampaikan langsung padamu. Semoga bahagia dengan hidup baru dan pilihan hatimu ....


one night before
July 7th 2011

Sunday, May 16, 2010 0 comments

Maaf, Jika aku berpaling



Dulu, Aku begitu sangat menyukaimu, hujan. Suaramu yang begitu keras, Mampu meredam teriakan kekecewaan yang sering kulontarkan. Begitu pun airmu yang jernih. Sanggup menyamarkan air mata yang tak sanggup lagi kutahan.


Kau ingat, kan ? Ketika dunia menolak mendengar jeritanku, dan mereka memilih mengabaikan tangisku. Setiamu lah ... hujan. Yang pada akhirnya menenangkanku ...


Tapi maafkan aku ....

Bukan karena kau tak mampu lagi menjawab gelisahku, ataupun karena kegagalanmu menyejukkan hatiku. Sungguh ... bukan itu, hujan. Kau tidak berubah. Kau masih sama setianya seperti sejak aku mengenalmu dan kau menawarkan segala obat luka itu. Jadi, ini sama sekali bukan karena engkau ...

Ini semua murni karena aku, Karena ketidaksetiaan ku, Karena aku yang berpaling ...


Kuakui, hujan. Selama ini, hanya dirimu yang kuanggap mengerti aku. Dan padamulah kusampaikan segala galau hatiku. Dan ketika engkau pergi, aku kembali memilih masuk ke peraduanku, mengunci diriku rapat untuk kemudian menanti kehadiranmu lagi.


Tapi sore itu berbeda. Aku yang begitu menikmati pertemuan kita, terlalu terlarut dalam tarianmu. Bahkan tak kusadari, ketika kau beranjak pergi. Ketika aku mulai menyadari kau sudah tak di sana dan pandanganku kuedarkan untuk mencari sosokmu, aku tiba-tiba melihatnya.


Ia begitu indah, juga menenangkan, sama sepertimu. Senyumannya yang begitu tulus, menyapaku yang masih diliputi kebingungan melihat dirinya.


Sungguh, aku tak mengerti perasaan ini hujan. Tiba-tiba saja aku merasakan ketenangan yang sama ketika melihatmu. Kucoba berteriak dan menangis seperti biasanya aku mencari kelegaan. Tapi yang ada suaraku seakan menolak untuk keluar, begitupun air mata yang seakan berhenti untuk mengalir. Namun, tetap saja kelegaan itu muncul dan bersemi di hatiku. Malahan sekarang ada rasa baru yang bermunculan. Secercah pengharapan muncul di hatiku. Sesuatu yang benar-benar baru dan terasa begitu nyaman bagiku ...


Dan sekarang, walaupun aku pastikan akan selalu mencintaimu, tapi kumohon izinkan aku berpaling ....




Sekali lagi maafkan aku hujan, maafkan jika kali ini aku berpaling pada PELANGI .......

Thursday, May 13, 2010 0 comments

Bukan Tentang Melupakan



Ini bukan tentang melupakan
Bahwa kita pernah jatuh
Atau lebih parah terperosok ke suatu lubang yang dalam

Ini juga bukan tentang melupakan
bagaimana rasa sakit itu datang

ketika hati ini teriris karena duka yang ia tinggalkan


ini bukan tentang melupakan
bahwa kita pernah dibawa melihat keindahan di pinggir tebing
kemudian didorong masuk jurang ke bawahnya

Sekali lagi
Ini bukan tentang melupakan
Hanya tentang melangkah keluar
Meninggalkan semua cerita itu di dalam
dan mengunci ruangan itu rapat-rapat






--------------------

Gerlong, Jan 20th 2010



Thursday, April 29, 2010 0 comments

Pembenci Bintang ...

"Aku benci bintang !" Katamu suatu kali ...

"Bintang itu kan indah ... Kenapa ? " Aku menggeleng tak mengerti. Bintang yang selalu jadi objek pujian banyak orang ... kenapa tiba-tiba kau benci ?

"Aku tau ..." Jawabmu singkat.

Gelagatmu menahanku untuk bertanya lebih jauh. Kucoba mendalami perasaanmu. Tapi kutetap tak mengerti. Pun ketika kupandang bintang yang hadir di langit malam ini. Tak ada yang salah. Jadi kenapa ... ?

Malam ini kulihat kau kembali menatap langit. Indah ... ada bintang di sana. Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Kau terus menatap langit. Ada bintang di sana. Apa kau sudah tidak benci lagi ?"

"Aku masih membencinya ..." Jawabmu pelan .. mmm setengah berbisik kurasa. Seakan kau tak mau bintang itu mendengarnya.

"Boleh aku tau kenapa .. ?" Apa yang kau ucapkan dan apa yang kau lakukan benar-benar tidak sejalan. Sungguh .. aku benar-benar penasaran kali ini.

"Aku benci keegoisannya. Datang dan pergi sesuka hatinya. Ia datang kapanpun ia mau. Malam ini ia ada, Tapi siapa yang bisa menjamin besok ia masih di sini ?"

Aku mulai mengerti maksudmu ...

"Aku benci keindahannya ... Ia sangat-sangat indah, membuat ku terpikat padanya. Tapi kau tau kan, ada jutaan orang di luar sana yang Ia bagi keindahan yang sama."

"Tapi yang paling aku benci ... Aku terus mengharapkan kedatangannya, bahkan setelah tau keegoisannya, setelah menyadari Ia datang tidak hanya untukku"

Kau tertunduk dalam kali ini ... Kulihat butiran bening hadir di matamu.

Aku mengerti ... Aku benar-benar mengerti sekarang.


d pic is from here

--------------------------

Bandung, Jan 13rd 2009
0 comments

Tangga Langit

Tuhan ...

Andai Engkau tidak memberiku keberanian

untuk sampaikan isi hatiku padanya

kumohonkan anugerahkan aku tangga menuju langit-Mu

agar dapat kuukirkan isi hatiku di sana

sehingga bisa kusampaikan padanya

bahwa AKU CINTA













April 7, 2010
Wednesday, April 28, 2010 0 comments

Permintaan Sederhana

Mata kita bertemu lagi
Kali ini saling menatap cukup lama,
Kau mengalah, menunduk, memainkan udara kosong di sekitar kakimu
Ya, seperti biasa, selalu begini
Aku sudah sangat hafal gerak gerikmu

Kuulangi permintaan yang sama
Kau masih diam membisu,
Mengulang bahasa tubuh yang terus menerus sama

Aku hanya mengajukan satu permintaan
Satu permintaan sederhana
Mengapa begitu sulit bagimu menyanggupinya

Aku hanya memohon satu permintaan sederhana
"Aku ingin bersama denganmu, bisakah ?"
Kenapa sulit sekali bagimu menjawabnya



Bandung, Jan 3rd 2009

Source of d pic : this link
0 comments

Menunggu ....

“Kamu mencintainya ?” Begitu pertanyaan yang pernah kulontarkan padamu

“Kurasa ... ya” Jawabmu sambil tersenyum

“Lalu dia ... ?”

“Entahlah ...”
Kau mengangkat bahu, tanda ketidaktahuanmu, masih sambil tersenyum.

“Kau masih mencintainya ?” Pertanyaan itu kembali kusampaikan padamu beberapa waktu yang lalu, ketika aku melihatmu masih terus memperhatikan sosoknya.

“Iya .“ Jawabmu, kembali dengan tersenyum

“Apa ia tahu ?”

“Entahlah ... kurasa tidak.”

“Lalu kenapa kau tidak memberitahunya”

“Andai aku punya keberanian ....” Kau tersenyum samar. Tapi aku menangkap kegalauan di raut wajahmu kali ini.

“Kenapa kau tidak berhenti saja ?” Hari ini aku melihatmu masih dengan kebiasaan itu, memperhatikanya, sama seperti sebelumnya, dari kejauhan.

“Belum ada yang membuatku berhenti”

“Maksudmu ?”

“Ia tidak pernah menolakku, juga tidak pernah menerimaku. Bahkan sampai sekarang Ia belum bersama siapapun. Aku hanya ingin menunggu sampai saat itu tiba. Saat dimana aku bisa memutuskan, memilikinya atau melepaskannya.”

“Kapan itu ?”

“Aku tidak tau pasti ... Mungkin sampai ia memutuskan untuk memilih. Memilihku atau memilih orang lain.”

Kamu seperti menangkap kebingunganku ...

“Hei .. Jangan memasang tampang bingung seperti itu. Aku tidak akan menunggu selamanya. Suatu saat, jika aku lelah menunggu, bahkan sebelum ia memilih, aku janji akan berhenti. Tapi kali ini, biarkan aku dengan penantianku”. Sebelum berlalu, kau lemparkan senyum manismu padaku.

Aku terdiam. Mencoba merenungi jalan pikiranmu. Sulit memang. Tapi setelah melihat senyum tersungging di bibirmu, kuyakinkan diriku, kau hanya sedang memperjuangkan kebahagiaanmu dengan caramu sendiri.

-------------------------
Gerlong, Feb 15th 2009
Gambar pinjem dari sini
 
;