Tuesday, April 20, 2010

Bagilah Dukamu, Nak

Gadis itu menarik napas berat ...

"Semuanya kacau balau ... Ada apa denganku ... Kepala rasanya mau pecah ... Pikiranku Kacau ... Kerjaan tidak ada yang beres ... Aduuh Bagaimana ini .. Apa aku stress ??"

Ringtone HP nya berbunyi ... Kalau saja ia tidak melihat nama 'Lovely Mom' terpampang di layarnya, ingin sekali ia banting HP itu. Ia tidak dalam mood yang bagus untuk menjawab telepon. Tapi ini ibunya. Ibunya tercinta. Tak mungkin ia mereject telpon apalagi membantingnya ketika wanita terkasih ini menghubunginya.


Ia menarik napas dalam, menetralisir pikirannya. Ia tidak boleh terlihat kacau. Ia harus terlihat cerah. Ibunya tak boleh menerima beban apapun darinya.


"Assalamualaikum Ibu Sayang" Ia berusaha keras untuk tampak tenang.

"Waalaikum salam Nak. Kamu sedang apa ?"
"Lagi santai bu. Nonton TV sambil istirahat. Ibu Apa kabar ?"


Ia terus berusaha tampak ceria. Dan tampaknya Ia berhasil.
Ia masih berusaha keras menutupi kegalauan hatinya. Ia harus benar-benar tampak bahagia. Apalagi kali ini Ibu hanya bercerita hal-hal ringan. Berarti ibu merindukannya. Berarti Ibu ingin berbagi dengannya.

"Ibu sudah melakukan banyak hal. Tidak boleh ada masalah apapun yang membuat Ia tidak bisa membahagiakan Ibu." Batinnya memaksa ...

Ibu terus bercerita. Di dalam hatinya, ia merasa puas. Ia tak perlu membebani ibunya dengan masalah. Ia pun ikut bercerita. Tentang hari-harinya yang indah. Tentang kerjaan yang menyenangkan. Tentang teman-temannya yang baik. Tentang banyak hal yang membuatnya bahagia. Yang pasti bukan tentang masalah yang dihadapinya. Bukan tentang pikirannya yang kacau. Seumur hidup Ia telah banyak merepotkan Ibunya. Kali ini tak boleh lagi ...

Bahkan sampai akhirnya percakapan itu berakhir, Hanya canda tawa yang keluar dari mulutnya.
Dan ketika telepon itu ditutupnya, air matanya berlinang. Air mata itu seakan menumpahkan kegalauan hatinya. Pikirannya masih kacau, tapi ia cukup bahagia tidak perlu berbagi beban dengan ibunya.

"Cukuplah Ibu tau aku selalu bahagia. Jangan sampai duka yang kubagi padanya. Ya Tuhan .. Terima kasih. Kau menguatkan aku untuk itu. Aku tak perlu menangis ketika Ia menelponku. Ia pun tak perlu menangis mendengar dukaku"

Tanpa ia sadari, jauh di sana, sang Ibu pun menutup telepon dengan air mata.


"Nak, Ibu mengenalmu dari mulai kau dititipkan Tuhan di kandungan Ibu. Ibu tau kau lebih dari siapapun. Mengapa tak kau bagi dukamu pada Ibu Nak. Kenapa hanya bahagia yang kau ceritakan. Ibu tau pikiranmu sedang kacau Nak. Ibu tau kau sedang butuh ibu untuk menumpahkan semuanya. Apa tak boleh lagi Ibu meminjamkan bahu ini untuk tempat kau menangis."

"Sayang, Ibu tak apa-apa kau jauh dariku. Ibu rela kau mengejar impianmu ke belahan dunia sana. Ibu tak kan minta kau memberi ibu uang, membelikan ibu barang yang mahal. Ibu hanya minta satu Nak.Ibu tau apapun yang terjadi padamu. Ketika hidupmu bahagia, atau sedang dilanda duka, jadikan Ibu tempatmu bercerita Anakku ...."


d'pic is taken from
here

--------------------------
---------
Bandung, Dec 26th 2009

For d best mom in d world, Terimakasih karena memintaku berbagi duka

0 comments:

Post a Comment

 
;