“Kamu mencintainya ?” Begitu pertanyaan yang pernah kulontarkan padamu
“Kurasa ... ya” Jawabmu sambil tersenyum
“Lalu dia ... ?”
“Entahlah ...” Kau mengangkat bahu, tanda ketidaktahuanmu, masih sambil tersenyum.
“Kau masih mencintainya ?” Pertanyaan itu kembali kusampaikan padamu beberapa waktu yang lalu, ketika aku melihatmu masih terus memperhatikan sosoknya.
“Iya .“ Jawabmu, kembali dengan tersenyum
“Apa ia tahu ?”
“Entahlah ... kurasa tidak.”
“Lalu kenapa kau tidak memberitahunya”
“Andai aku punya keberanian ....” Kau tersenyum samar. Tapi aku menangkap kegalauan di raut wajahmu kali ini.
“Kenapa kau tidak berhenti saja ?” Hari ini aku melihatmu masih dengan kebiasaan itu, memperhatikanya, sama seperti sebelumnya, dari kejauhan.
“Belum ada yang membuatku berhenti”
“Maksudmu ?”
“Ia tidak pernah menolakku, juga tidak pernah menerimaku. Bahkan sampai sekarang Ia belum bersama siapapun. Aku hanya ingin menunggu sampai saat itu tiba. Saat dimana aku bisa memutuskan, memilikinya atau melepaskannya.”
“Kapan itu ?”
“Aku tidak tau pasti ... Mungkin sampai ia memutuskan untuk memilih. Memilihku atau memilih orang lain.”
Kamu seperti menangkap kebingunganku ...
“Hei .. Jangan memasang tampang bingung seperti itu. Aku tidak akan menunggu selamanya. Suatu saat, jika aku lelah menunggu, bahkan sebelum ia memilih, aku janji akan berhenti. Tapi kali ini, biarkan aku dengan penantianku”. Sebelum berlalu, kau lemparkan senyum manismu padaku.
Aku terdiam. Mencoba merenungi jalan pikiranmu. Sulit memang. Tapi setelah melihat senyum tersungging di bibirmu, kuyakinkan diriku, kau hanya sedang memperjuangkan kebahagiaanmu dengan caramu sendiri.
-------------------------
Gerlong, Feb 15th 2009
Gambar pinjem dari sini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment